Minggu, 02 Juni 2013

Pesan tak tersampaikan

Sungguh kelu bibirku, saat kau menyapaku,
tatapanmu yang mendamaikan menentramkan jiwa tak bertujuan.
Hatiku pilu, saat ku tahu, semua akan cepat berlalu bagimu,
tapi bagiku, semua indah dalam hatiku.

Sembilu semakin menelusuk jiwaku, ketika ku hanya mampu menatapmu sendu.
sekedar bertukar sapa pun ku tak mampu. menatapmu dari jauh itu cukup bagiku,
meski ku tahu, hatiku takkan mampu.

Inginku menyampaikan, tapi semua tak beralasan,
kau keluarkan aku dari labirin jebakan,
entah memang Tuhan inginkan, atau hanya kebetulan,
satu hal, semua indah tuk bertahan.

Semua singkat,
semua hanya sesaat, rasa itu hadir di tengah waktu yang singkat.
rasa itu sempurna saat kau siap berangkat,
Tuhan mengapa semua begitu singkat?

Tuhan, sampaikan pesan ini padanya,
lidahku kelu, bibirku lesu tuk ungkap semua,
sekedar salam perpisahan pun tak sanggup terlontarkan.


Sungguh, ku hanya mampu menatap sendu,
dirinya yang akan ku rindu,


_CNTSRA_

Senin, 13 Mei 2013

Maaf


labirin ini, memang mengandung makna,
tapi aku, terjebak, dan tak bisa keluar,
dan apa yg ku perbuat?
malah membuat tembok pertahanan yg kusebut 'ketegaran'?
'ketegaran' yg dibuat2? hingga semua org percaya, bahwa aku telah menyelesaikan labirin ini?
dasar pembohong,
bodoh!
lihat? tembok pertahanan itu tak cukup kuat, hancur berkeping2, sia-sia,
lantas sekarang apa yg ku perbuat?
menangis sendu menatap langit malam berbintang,
ditengah 'labirin rumit', jatuh terduduk,
BODOH! dasar BODOH!
air mataku hrs terjatuh lagi krn labirin sialan itu?
bukan, nanti dulu,,
aku hanya menangis, bkn menangisi dia yg tlah pergi, bkn krn dia telah bersamanya, bkn krn aku merindukannya,
tapi aku menangis, begitu menyesal,
mengapa aku tak prnh bisa menyelesaikan labirin ini secara utuh?
mengapa aku tak prnh bisa membangun 'kamar pemahaman baru' agar hatiku bisa berdamai dgn 'nya'?
mengapa aku begitu bodoh, terjebak diperasaan yg salah, dan tak prnh bisa keluar darinya?
aku jatuh terduduk, menengadah ke langit,
membiarkan wajahku basah tersiram air hujan yang begitu deras,
agar tak ada yg tahu, aku menangis lagi, lagi, dan lagi,
biarlah air mataku hanyut bersama tetesan hujan malam ini..
bersama luka lama yg tergores kembali,
Tuhan, kini aku akui,
rasa ini msh tersimpan rapi, maafkan atas kebodohanku,,
Maaf,

Jumat, 05 April 2013

Diantara 2 harapan


Hening, yang mendengar hanya hening,
Sepi, yang temani hanya sepi,
Lalu…
Harapan? Masihkah ia bertahan disana?
Jangan Tanya aku, jangan lihat aku.
                Menatap jalanan hampa diatas segalanya
                Sesuatu yang tak terelakkan
                Harapan terhempas, bayangan punggungnya yang hantui
                Bukan aku,
Langkah tertatih,
Entahlah,,
Menunggu, atau menanti, apa?
Tambatan hati ada di depan mata,
Mengapa tetap pada ‘harapannya’ ?
                Semua tahu, dia tahu, kau tahu,
                Aku tahu, dirinya pun tahu,
                Inginkah kita menyakiti hati lebih banyak lagi ?
                Hempaskan segala harapan, lagi?
                Kau tetap dihati, tapi dia?
                Puaskah kau?
Dilema..
Antara 2 harapan,
Tak ingin sakiti hati siapapun, lagi
Tapi hati tak dapat pungkiri,
Kau tetap dihati…

;)


n_n


....


:)